IBK Nitro Undang Dinas Pariwisata Pangkep Mengedukasi Warga Pulau Salemo Terkait Kebijakan Desa Wisata Religi

Tim pelaksana Program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (KOSABANGSA) Institut Bisnis & Keuangan Nitro kembali ke pulau Salemo memberikan Edukasi kepada warga Salemo terkait Pulau Salemo menuju Wisata Religi.

 

Hari ini ada dua FGD (Fokus Group Discusion) yang dilaksanakan, FGD terkait “Analisis Kebijakan Desa Wisata berbasis Kearifan Lokal” diisi oleh ibu Putri Al Wahdaniah Wahyuni,.S.Tr.Par dari Dinas Pariwista Pemda Pangkep.

 

Dengan Peserta tokoh Masyarakat Pulau Salemo. Ibu Putri banyak membahas tentang kebijakan Pemerintah jika pulau Salemo menjadi Wisata religi.

 

Termasuk Standar menjadi Desa Wisata. Warga Salemo harus siap jika Pulau Salemo menjadi tempat Wisata Religi. Salah satu kesiapan warga adalah dengan kemampuannya berkomunikasi.

 

Agar skill komunikasi warga menjadi lebih baik, maka dilaksanakan juga FGD (Fokus Group Discusion) Teknik Komunikasi Terhadap pengunjung atau wisatawan. FGD ini dipandu oleh bapak Aminuddin Hamdad.

 

Pesertanya dari ibu-ibu PKK Pulau Salemo. Ibu-ibu PKK ini nantinya yang banyak berkomunikasi dengan pengunjung karena ibu-ibu PKK sebagai Pelaku UMKM yang menjual produk khas Pulau Salemo.

 

Pulau Salemo menuju Wisata Religi merupakan Program Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau yang ingin menjadikan pulau Salemo sebagai Wisata religi.

 

Karena pulau Salemo memiliki nilai sejarah peradaban perkembangan islam. Serta melahirkan banyak ulama dan cendekiawan. Olehnya, dirinya ingin mengembalikan kejayaan yang pernah ada.

 

Dengan berdirinya pondok tahfidz di Pulau Salemo nantinya akan menjadi ikon wisata religi. Akan tetapi Masyarakt perlu diberikan edukasi sebelum pulau Salemo menjadi Wisata Religi.

 

Pulau Salemo merupakan pusat pemerintahan Desa Mattiro Bombang yang memiliki empat pulau yakni Pulau Sakuala, Pulau Sagara, Pulau Sabangko dan Pulau Salemo.

 

Pulau Salemo sendiri yang berstatus sebagai pulau ulama atau pulau religius memiliki dua bangunan Sekolah Dasar, 1 buah Sekolah Menengah Pertama dan 1 buah Sekolah Menengah Atas, serta 1 bangunan Masjid yaitu Masjid Nurul Ulama, yang berarti Cahaya Ulama. Itulah sebabnya Pulau Salemo kerap disebut “Pulau Para Ulama”.

 

Pulau Salemo merupakan tempat dikadernya sebagian ulama-ulama kharismatik dari Sulawesi Selatan. Terdapat beberapa nama ulama kharismatik yang pernah menebarkan ilmunya, seperti AGH Abdurrahim (puang Walli), AGH Abdullah Betti dan AGH Ismail, yang dianggap sebagai ulama yang mula-mula membuka pengajian di Pulau Salemo.

 

Selain ulama tersebut di atas, terdapat pula nama ulama lainnya yang ikut mengajarkan dan mengembangkan Islam seperti AGH Abdul Azis, Puang Palili, AGH Muhammad Amin, AGH Muhammad Sanusi, AGH Muhammad, AGH Abdurrasyid, AGH Manajollo-Puang Panrita, dan AGH Minhajuddin.

 

Para ulama tidak mengajar dalam sebuah bangunan seperti layaknya sebuah Pondok Pesantren. Sistem pengajaran atau pengajian yang digunakan adalah pengajian salafiyah. Pondok mereka adalah rumah pribadi atau rumah warga yang diwakafkan kepada para ulama tersebut.

 

Pada Bulan Safar berdasarkan dengan Kalender Hijriyah ada budaya yang dilakukan oleh warga Pulau Salemo yang merupakan peninggalan dari para ulama terdahulu yang disebut dengan Cemme’ Sappareng yang berarti mandi di Bulan Safar.

 

Prosesi acara tersebut dilakukan dengan mandi bersama seluruh warga di pantai sekitar Pulau Salemo setiap pagi hari atau sore hari pada Hari Rabu selama Bulan Safar dengan berharap keselamatan dari Sang Khalik Allah SWT, setelah mandi bersama, maka akan dilakukan makan bersama warga di sekitar pantai tersebut, Ujar Pak Juhaeny sebagai salah satu Tokoh Masyarakat Pulau Salemo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terbaru

Hubungi Kami

Jl. Prof. Abdurrahman Basalamah (Ex. Racing Center) No. 101, Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
(0411) 459061 – 459062